Selesai melaksanakan shalat, batu besar tempat persembunyian Ki Patih Manik tiba-tiba retak dan belah menjadi dua.
Ki Patih Manik meloncat keluar dan lari ke arah utara menghindari serangan Pangeran Walangsungsang.
Setelah Ki Patih Manik melarikan diri, Pangeran Walangsungsang kemudian mengajak Ki Gede Mayaguna dan istrinya Nyi Gede Renda bersama putrinya dan Nyi Mas Serang untuk masuk Islam.
Sedangkan hutan yang dibakar Ki Patih Manik dijadikan sebuah pedukuhan dan diberi nama Watu Belah.
Nama tersebut diambil dari batu tempat persembunyian Ki Patih Manik yang terbelah yang sekarang berada di Blok Sinumpuk.
Ki Patih Manik melarikan diri ke arah utara dengan cara menggelinding bagaikan bola bundar dan akhirnya berhenti di sebuah pedukuhan.
Baca Juga: Pengabdian Prajurit Pelarian dari Makassar, Menjadi Asal Usul Desa Bugis
Agar tidak dikenali Pangeran Walangsungsang, Ki Oatih Manik menanggalkan seluruh pakaian kerajaannya dan menyamar menjadi rakyat biasa.
Hingga sekarang pedukuhan tempat “persembunyian” Ki Patih Manik terkenal dengan nama Pedukuhan Bunder.