Tawaran Pangeran Walangsungsang yang ingin membantu Ki Patih Manik membuka pedukuhan, ternyata tidak direspon sebaliknya.
Ki Patih Manik malah sebaliknya mengancam Pangeran Walangsungsang agar tidak menyiarkan agama Islam.
Mendengar ancaman itu, Pangeran Walangsungsang memberikan penjelasan tentang ajaran Islam.
Baca Juga: Asal Usul Desa Bedulan Cirebon, Tempat Persinggahan Prajurit Demak yang Menjadi Pedukuhan
Bahwa dalam ajaran Islam, para pemeluknya agar bersujud dan menyembah kepada Allah SWT, bukan kepada benda-benda yang dibuat manusia.
Mendengar nasehat seperti itu, Ki Patih Manik semakin murka, maka terjadilah pertarungan dua orang yang memiliki kesaktian tinggi.
Ki Patih Manik dan dengan Pangeran Walangsungsang, saling mengeluarkan ilmu kesaktian.
Perang tanding keduanya berlangsung berminggu-minggu, akan tetapi akhirnya Ki Patih Manik tidak dapat menandingi kesaktian Pangeran Walangsungsang.
Dengan kesaktian yang dimiliki, Ki Patih Manik masuk ke dalam sebuah watu (batu) besar untuk bersembunyi.
Mengetahui lawannya bersembunyi di dalam batu, Pangeran Walangsungsang segera melaksanakan shalat sunnah di atasnya.