Jawa Barat Bebas Campak dan Rubela Tahun 2023, Inilah Langkah Pemerintah Provinsi

2 Agustus 2022, 13:17 WIB
dari kiri) Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Provinsi Jabar Rd. Dewi Sartika, Ketua Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Jabar Kusnandi Rusmil dan Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jabar dr. Ryan Bayusantika Ristandi /Ade Bayu Indra/Berita KBB/

KLIK CIAYUMAJAKUNING - Jawa Barat bebas campak dan rubella di tahun 2023. Itulah target dari pemerintah provinsi yang dipimpin oleh Ridwan Kamil.

Target Jawa Barat bebas campak dan rubella merupakan program yang diinstruksikan oleh Pemerintah Pusat.

Untuk mecapai target Jawa Barat bebas campak dan rubella, pemerintah provinsi akan memaksimalkan Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) yang digelar mulai 1 Agustus hingga awal September 2022.

Baca Juga: Komplotan Spesialis Ganjal ATM Dibekuk Satreskrim Polres Ciko

Menurut kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Ryan Bayusantika Ristandi bahwa kondisi cakupan imunisasi di Jabar hingga pascapandemi baru mencapai sekitar 83 persen.

"Oleh karena itu kita akan kejar cakupannya sesuai target sampai 95 persen," tuturnya.

Ryan menyebutkan, terdapat 3,6 juta anak yang menjadi sasaran imunisasi dalam BIAN tahun ini di Jawa Barat.

Baca Juga: Lazio Sedang Mengawasi Pemuda Islandia, Siapakah Dia

"Terdapat 3,6 juta anak yang tersebar di seluruh kabupaten kota, dan untuk keperluan imunisasi ini sudah kita distribusikan ke masing-masing kabupaten kota," ucapnya.

Ryan juga menjelaskan, dari 27 kabupaten kota di Jabar, ada 5 kabupaten kota yang menjadi prioritas dalam BIAN yaitu Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.

"Lima kabupaten kota ini menjadi prioritas karena cakupan imunisasi di daerah tersebut kita nilai masih kurang," ungkapnya.

Baca Juga: Gerakan Bapak Asuh Anak Stunting di Wilayah Korem 063/SGJ

Selain imunisasi campak dan rubella, dalam BIAN kali ini, pemerintah juga mengimunisasi anak yang imunisasinya tak lengkap atau belum dilakukan karena terhalang pandemi.

"Jadi ini sekaligus imunisasi yang bolong-bolong akibat pandemi kemarin. Kita akan berikan imunisasi seperti difteri, tetanus, polio dan lain-lain."

"Hal itu dilakukan untuk mencegah peningkatan kejadian luar biasa akibat imunisasi yang belum lengkap," pungkasnya.

Baca Juga: Bupati Cirebon H Imron Apresiasi Pameran Benda Pusaka

Sementara itu, dalam rangka BIAN 2022 Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat mengajak orang tua yang memiliki balita untuk berpartisipasi.

Mereka menyediakan vaksin campak rubela untuk anak usia 9-59 bulan dan 12-59 bulan untuk mendapatkan Imunisasi Kejar (OPV (polio tetes) , IPV (polio injeksi), Pentabio (DPT-HB-Hib).

Masyarakat yang memiliki balita diharapkan memanfaatkan momentum tersebut karena vaksin yang disiapkan membuat anak sehat, aman untuk anak, dan halal.

Imunisasi Dasar dan Imunisasi Kejar tersebut dapat diperoleh di rumah sakit, puskesmas, sekolah-sekolah, pesantren, PAUD dan juga kelompok bermain di 27 kota kabupaten di Jawa Barat.

Baca Juga: Open Bidding Sekda Kabupaten Cirebon Dimulai, Inilah Harapan Bupati dan KPK

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Pemerintah Provinsi Jawa Barat Dewi Sartika mengatakan, pihaknya menargetkan 3,4 juta balita mendapatkan imunisasi campak dan rubela selama BIAN berlangsung ini.

Kemudian untuk Imunisasi Kejar menargetkan 4,09 juta balita.

Untuk imunisasi dasar sendiri sebanyak enam daerah jadi prioritas yaitu Kabupaten Bekasi, Kabupaten Bogor, Kota Bandung, Kabupaten Sukabumi, dan Kabupaten Cianjur.

Sementara, untuk Imunisasi Kejar sebanyak 17 kota kabupaten masuk prioritas tinggi dan 10 masuk prioritas medium.

Baca Juga: Lazio Sebentar Lagi akan Berpisah dengan Luis Alberto Setelah 6 Tahu bersama

"Kami harap capaiannya bisa seperti tahun 2017 lalu, ketika capaian imunisasi saat itu mencapai 95 persen," ujar Dewi pada Jabar Punya Informasi (Japri) Vol. 99 di Taman Museum Gedung Sate, Kota Bandung, Senin 1 Agustus 2022.

Dikatakan Dewi, sejumlah upaya dilakukan oleh Pemdaprov Jabar mulai dari sosialisasi yang telah dilaksanakan sejak tiga bulan yang lalu menggunakan segala platform.

Namun kesuksesan BIAN seutuhnya tidak hanya bisa dicapai oleh pemerintah sendirian.

Dengan skema pentaheliks atau melibatkan akademisi, pengusaha, komunitas, dan juga media didorong turut menyukseskan BIAN 2022 di Jabar kali ini.

Baca Juga: Sampah di Mertapada Kulon Diangkut Puluhan Armada DLH

"Kami kerja sama dengan stakeholder terkait mulai dari persiapan untuk imunisasi. Kemudian dengan swasta dengan komunitas-komunitas kabupaten kota, PKK, karang taruna, dan pramuka," katanya.

Tak hanya itu, pihaknya juga dengan pemerintah daerah bekerja sama dalam mempersiapkan sarana dan prasarana.

Selain itu pemerintah pun berkoordinasi dengan perguruan tinggi dan Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KOMDA KIPI) Jabar.

Baca Juga: Jumlah Kasus DBD di Indramayu Meningkat, Warga Diimbau Waspada

Dewi pun berpesan, vaksin yang diberikan pada BIAN 2022 aman dan halal sehingga jangan ada keraguan orang tua untuk mengantarkan anaknya ke tempat imunisasi.

Jadikan imunisasi pada anak sebagai investasi untuk anak.

"Investasi bukan emas atau rumah saja. Anak yang luar biasa, anak jadi sehat cerdas itu pun investasi. Anak sehat jadi generasi penerus dan mandiri," pungkasnya. ***

Editor: Marga Ajani Nawa

Sumber: Reportase

Tags

Terkini

Terpopuler