Prabu Cakraningrat terlebih dahulu dapat memperlihatkan jimat andalannya yaitu Bokor Mas.
Syarat tersebut disetujui oleh Sang Prabu, maka diperlihatkanlah jimat yang dimaksud.
Pada saat itu Sang Prabu ingin buang air kecil, maka kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Nyi Ronggeng untuk membawa kabur Bokor Mas.
Di luar Nyi Mas Gandasari dihadang oleh seekor banteng besar penjaga istana, namun dengan kesaktiannya ia dapat lolos dari amukan banteng tersebut.
Kejadian tersebut terlihat oleh pasukan Syeh Magelung Sakti, banteng besar itu ditebas hingga putus lehernya.
Kendatipun kepalanya sudah terpisah, namun kepala banteng tersebut masih bisa mengamuk menyeruduk membabi buta, hingga akhirnya ditendang oleh Syeh Magelung Sakti.
Kepala banteng tersebut melayang dan jatuh di daerah Ciledug yang sekarang dikenal sebagai Desa Hulubanteng.
Sedangkan badannya lari ke arah Utara sampai akhirnya terjerembab ke sebuah sungai yang sekarang dikenal sebagai Desa Leuwimunding.
Dikutip dari kanal Youtube Kang Odoy Channel, dalam kehidupan sehari-hari, penduduk Desa Hulubanteng banyak yang menguasai bahasa jawa halus yang biasa disebut Jawa Inggil atau Bahasa Jawa Kromo.