Di dalam Hutan Darma Ayu tersebut, terdapat kedung (danau kecil) dan bukit di sebelah baratnya.
Mereka bertiga akhirnya menetap di lokasi tersebut dan membuka lahan untuk bercocok tanam.
Panji Alif menetap di sebelah Timur kedung, Daeng Morontolo di sebelah Selatan kedung, dan Joko Sari di sebelah Barat kedung.
Selama mereka bercocok tanam, mereka pun membolehkan penduduk lain untuk ikut menggarap tanah yang mereka tempati.
Baca Juga: Runtuhnya Kerajaan Galuh Pakuan Menjadi Asal Usul Desa Kamarang di Cirebon
Lama menetap, akhirnya mereka berkirim pesan kepada Raja Darma Ayu, bahwa mereka siap mati sebagai prajurit Darma Ayu.
Setelah hampir satu tahun menetap sambil bercocok tanam, Joko Sari dan Panji Alif menjemput anak istrinya dan memboyongnya ketempat yang baru tersebut.
Sambil menunggu panggilan pengabdian dari Raja Darma Ayu, mereka menjalani puasa tirakat untuk memperdalam ilmu dan kesaktian mereka dengan caranya masing-masing.
Hingga akhirnya panggilan tersebut tiba, mereka dipanggil Raja Darma Ayu untuk berperang melawan penjajah.
Baca Juga: Asal Usul Desa Siluman Subang, Keajaiban Sungai Ciciluman di Masa Penjajahan