Baca Juga: Runtuhnya Kerajaan Galuh Pakuan Menjadi Asal Usul Desa Kamarang di Cirebon
Adapun hadiah yang dimaksud, sebidang tanah sebelah Selatan Pagebangan dan dinikahkan dengan Puteri Ayu Kanjeng Sunan Pangeran Sutajaya.
Sayembara tersebar ke seluruh wilayah, para senopati dan jagoan pilihan mencoba peruntungan untuk mendapatkan hadiah dari sayembara tersebut.
Berbagai ilmu dan peralatan yang digunakan untuk merobohkan pohon Widasari, tidak ada satu pun yang berhasil.
Para peserta yang ikut sayembara, banyak diantaranya yang mengalami luka saat berusaha merobohkan pohon.
Bahkan tidak sedikit yang harus mengorbankan jiwa demi bisa merobohkan pohon yang akan dijadikan bedug tersebut.
Kemudian, datanglah seorang pemuda gagah perkasa, mengenakan ikat kepala dan langkahnya meyakinkan.
Baca Juga: Tanah Leluhur: Larangan Modernisasi dan Mandi Tengah Hari di Wilayah Suku Baduy
Semua isi keraton terkesima atas penampilan dan langkah mantap pemuda tersebut.
Di hadapan Pangeran Sutajaya, pemuda gagah tersebut meminta izin untuk mengikuti sayembara yang tengah berlangsung.