Runtuhnya Kerajaan Galuh Pakuan Menjadi Asal Usul Desa Kamarang di Cirebon

- 6 Juni 2022, 20:31 WIB
Asal usul Desa Kamarang, berawal dari keruntuhan Kerajaan Galuh Pakuan.
Asal usul Desa Kamarang, berawal dari keruntuhan Kerajaan Galuh Pakuan. /Fazriel Dhany

KLIK CIAYUMAJKUNING - Asal usul Desa Kamarang tidak lepas dari runtuhnya Kerajaan Galuh Pakuan pada abad ke-15.

Dua orang kakak beradik yang merupakan abdi dalem Kerajaan Galuh Pakuan, menjadi sosok yang berperan terhadap asal usul Desa Kamarang.

Lewat dua abdi dalem dari Kerajaan Galuh Pakuan inilah, asal usul Desa Kamarang bisa terbentuk.

Dikutip dari situs desa kamarang.desa.id, Desa Kamarang termasuk termasuk salah satu desa tertua yang ada di Kabupaten Cirebon.

Baca Juga: Asal Usul Desa Siluman Subang, Keajaiban Sungai Ciciluman di Masa Penjajahan

Hal tersebut bisa dilihat dari aspek budaya dan peninggalan atau petilasan dari leluhur pendiri yang menjadi asal usul Desa Kamarang.

Diceritakan, pada awal abad ke-15 (1418 M) dua orang kakak beradik bernama Ki Danuarsih da Ki Danusela memulai pengembaraan.

Ki Danuarsih dan Ki Danusela merupakan Abdi Dalem Kerajaan Galuh Pakuan yang mengalami keruntuhan.

Keruntuhan tersebut diringi dengan berdirinya Kerajaan Pajajaran yang dipimpin oleh Prabu Jaya Dewata atau yang lebih dikenal dengan sebutan Prabu Siliwangi.

Baca Juga: Asal Usul Desa Japara Kuningan, Berawal dari Tragedi Pemenggalan Santri asal Jepara, Jawa Tengah

Ki Danuarsih dan Ki Danusela mengembara untuk mencari daerah baru sambil melaksanakan ilmu kemarifatan.

Mereka sampailah di daerah Ciamis, lalu bermukim disuatu tempat yang dinamakan Gunung Marapi.

Konon, nama Gunung Merapi diambil dari kata maripat yang berasal dari ilmu yang sedang mereka kerjakan yakni kemarifatan.

Singkat cerita, Ki Danuarsih menikah dengan seorang putri dan dikaruniai seorang anak perempuan yang diberi nama Nyai Mas Endang Ayu atau bisa disebut Nyai Mas Endang Geulis.

Baca Juga: Sejak Kapan 1 Juni Menjadi Hari Lahirnya Pancasila? Berikut Sejarahnya

Dari Kerajaan Pajajaran, Prabu Siliwangi mempunyai tiga orang anak yaitu Raden Walang Sungsang, Nyai Mas Rara Santang dan Raden Kian Santang.

Raden Walangsungsang dan Nyai Mas Rara Santang meninggalkan Kerajaan Pajajaran dengan tujuan untuk mencari guru agama Islam.

Kemudian, kedua anak Prabu Siliwangi itu sampai di kediaman Ki Danuarsih dan Ki Danusela.

Singkat cerita, Raden Walang Sungsang menikahi putri Ki Danuarsih yang bernama Nyai Mas Endang Ayu.

Mereka semua memiliki ketertarikan untuk mempelajari ajaran agama Islam, sehingga memutuskan meninggalkan Gunung Marapi untuk mencari guru.

Baca Juga: Nelayan Cirebon Temukan Peledak Era Perang Kemerdekaan, Ternyata Ini Kisah Sejarahnya

Kemudian, mereka sampailah di Dukuh Pasambangan, tempat Syeh Nurjati tinggal, mereka kemudian mendalami ajaran agama Islam kepada beliau.

Setelah dirasa cukup menimba ilmu kepada Syeh Nurjati, singkat cerita Ki Danuarsih berpamitan untuk melanjutkan pengembaraan.

Sementara itu Ki Danusela dan Raden Walang Sungsang diperintahkan oleh Syeh Nurjati untuk membuka hutan di sebelah selatan Dukuh Pasambangan.

Hutan yang sudah dibuka tersebut, kemudian diberi nama Kebon Pesisir (Sekarang wilayah Lemah Wungkuk).

Sejak saat itu, Ki Danusela diberi julukan Ki Gedhe Alang-alang yang selanjutnya menjadi Kuwu pertama di Desa Caruban (Cirebon).

Baca Juga: Tanah Leluhur: Larangan Modernisasi dan Mandi Tengah Hari di Wilayah Suku Baduy

Lain cerita, Ki Danuarsih yang melanjutkan pengembaraan, sampailah di suatu bukit yang dianggap cocok untuk bertapa.

Usai melakukan tapa, Ki Danuarsih menemukan pohon sejenis gadung dan ternyata setelah digali terdapat sebuah bagang yaitu gong kecil atau bareng.

Gong penemuan tersebut kemudian diberi nama Goong Sekar Gadung dan disimpan di bukit tempat dirinya bertapa.

Kurun waktu cukup lama, pada suatu hari ada kejadian aneh, gong tersebut dikerumini oleh binatang aneh (semacam tawon).

Ki Danuarsih terkejut dan heran karena belum pernah melihat binatang seperti itu sebelumnya.

Kemudian Ki Danuarsih memohon petunjuk kepada Sang Pencipta, tiba-tiba terdengar suara tanpa wujud yang berbunyi, binatang itu bernama 'kamarang'

Baca Juga: Tanah Leluhur: Anti Teknologi, Kampung Benda Kerep Argasunya Ramai Sambut Maulid Nabi

Yang selanjutnya sebutan kamarang itu dijadikan nama desa yang menjadi asal usul Desa Kamarang.

Setelah itu, Ki Danuarsih kemudian membuat sebuah sumur yang diberi nama Sumur Kejayaan.

Keberadaan Sumur Kejayaan sampai sekarang menjadi keramat, diyakini bisa membawa keberkahan atau keselamatan bagi yang menggunakan airnya.

Kini, Sumur Kejayaan menjadi bukti petilasan Ki Danuwarsih dengan nama Pedukuhan Cirebon Sumur Kejayaan.

Setelah Ki Gedhe Alang-alang wafat, tongkat kepemimpinan Desa Caruban digantikan oleh Raden Walang Sungsang.

Baca Juga: Wujudkan Indramayu Bermartabat Dinas PUPR Segera Lakukan Perbaikan Jalan dan Jembatan

Raden Walang Sungsang diberi gelar Pangeran Cakrabuana yang kemudian membangun keraton pertama yaitu Keraton Pakung Wati (sebelum Keraton Cirebon) .

Atas perintah Pangeran Cakrabuana, Goong Sekar Gadung kemudian disimpan di Keraton Pakung Wati untuk dirawat.

Hingga kini, Goong Sekar Gadung tersimpan di Museum Keraton Kasepuhan Cirebon, dan setiap menjelang Maulid Nabi, selalu dibersihkan bersama pusaka-pusaka lainnya.

"Untuk menjaga dan membersihkan Goong Sekar Gadung, harus orang-orang asli dari Desa Kamarang," ucap Endang, Kuwu Desa Kamarang, Senin 6 Juni 2022.

Karena menurut Endang, penemu Goong Sekar Gadung merupakan leluhur penemu Desa Kamarang.

Baca Juga: Lomba Mediation Tingkat Internasional Mahasiswa IAIN Cirebon Torehkan Prestasi

"Jadi harus orang yang memiliki darah asli Desa Kamarang," ucapnya.

12 Februari 1984, Desa Kamarang mengalami pemekaran menjadi dua wilayah, yaitu Desa Kamarang dan Desa Kamarang Lebak.

Adapun petilasan-petilasan Ki Danuarsih terletak di Desa Kamarang Lebak dan Desa Kamarang.

Desa Kamarang sebelum tahun 2007, berada di Wilayah Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon.

Kemudian Januari 2007, Kecamatan dan Desa Kamarang masuk ke Wilayah Kacamatan Greged, Kabupaten Cirebon. ***

Editor: Fazriel Dhany


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah