Kapan Hari Raya Idul Adha 2022 versi NU dan Muhammadiyah?

- 29 Juni 2022, 14:26 WIB
Kapan Hari Raya Idul Adha 2022 versi NU dan Muhammadiyah?
Kapan Hari Raya Idul Adha 2022 versi NU dan Muhammadiyah? /utaratimes.pikiran-rakyat.com/

KLIK CIAYUMAJAKUNING - Dalam kalender Masehi, Hari Raya Idul Adha selalu berubah-ubah, namun menurut kalender Hijriyah, jatuh setiap tanggal 10 Dzulhijjah.

Dalam pelaksanaanya, penetapan Hari Raya Idul Adha menggunakan berbagai metode, yang memungkinkan penetapan hari bisa berbeda-beda.

Seperti diketahui, di Indonesia terdapat dua lembaga yang menggunakan metode yang berbeda dalam menentukan hari raya umat Islam.

NU dan Muhammadiyah, memiliki metode masing-masing dalam menentukan hari raya, termasuk Hari Raya Idul Adha 2022.

Di Indonesia, Muhammadiyah sudah menentukan 10 Dzulhijjah jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Baca Juga: Masalah Perbatasan, Sudah Ada Permendagri yang Mengaturnya

Jadi sudah dipastikan jika Hari Raya Idul Adha 2022 versi Muhammadiyah, akan jatuh pada hari Sabtu 9 Juli 2022.

Hal tersebut tertuang dalam Maklumat Nomor 01/MLM/I.0/E/2022 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1443 Hijriah.

Penetapan Hari Raya Idul Adha 2022 oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah tersebut didapatkan berdasarkan hasil hisab.

Atas hasil hisab tersebut, PP Muhammadiyah menetapkan 1 Dzulhijjah 1443 Hijriyah jatuh pada hari Kamis, 30 Juni 2022.

Dan Hari Arafah (9 Dzulhijjah 1443 H) jatuh pada hari Jumat, 8 Juli 2022. Sedangkan Idul Adha (10 Zulhijah 1443 H) jatuh pada Sabtu, 9 Juli 2022.

Baca Juga: PHRI Kendal Studi Banding ke Kota Cirebon

Sedangkan NU dan pemerintah melalui Kemenag belum menentukan Hari Raya Idul Adha, karena masih harus menunggu hasil keputusan sidang isbat.

Sidang isbat menurut rencana, akan digelar pada akhir Bulan Dzulqaidah ini.

Sidang Isbat rencananya dilakukan pada tanggal 29 Juni 2022 untuk menetapkan Hari Raya Idul Adha 2022.

Setelah melihat posisi hilal, barulah Hari Raya Idul Adha 2022 bisa ditetapkan.

Hari Raya Idul Adha 2022, berpotensi berbeda antara Muhammadiyah dan NU maupun pemerintah.
Kemungkinan perbedaan tersebut disampaikan oleh Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin.

Baca Juga: Proses Pergantian AKD Mandeg di Tingkat Pimpinan Dewan Semua Fraksi Ancam Geruduk Ketua DPRD

Thomas menjelaskan kriteria yang digunakan masyarakat Indonesia dalam menentukan permulaan bulan baru.

Terdapat perbedaan cara yang diterapkan untuk menentukan Idul Adha antara Muhammadiyah dengan pemerintah.

Oleh karenanya kerap terjadi perbedaan penetapan waktu, tak hanya pada perayaan Idul Adha, hal ini juga terjadi saat menentukan Idul Fitri 1 Syawal.

"Saat ini ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia: kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS. Kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah mendasarkan pada kondisi bulan lebih lambat terbenamnya daripada matahari," ucap Thomas.***

Editor: Fazriel Dhany


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah