"Tapi tidak semuanya langsung ke bayi tabung atau inseminasi. Tidak mesti," terang dr Zul kepada usai seminar.
Lanjutnya, panduan ini bisa mereka (Pasutri,-red) lakukan di rumah, alhasil kesempatan hamilnya lebih besar.
Contoh kecilnya tentang pola hidup. Karena banyak yang lupa tentang efek stres terhadap kesuburan, banyak ibu-ibu yang lelah bekerja keras kurang tidur tetapi tidak juga menstruasi.
"Tidak menstruasi itu bentuk stres yang menggangu pematangan telur, nah itu sudah mulai ada persolan.
Setelah kita edukasi silahkan bekerja tapi pada saatnya istirahat ya harus istirahat, jangan mengolah pekerjaan ke tidur, itu salah satunya, harus tidur supaya hormonnya bagus," terangnya.
Setelah sekian lama tidak mendapatkan momongan, kemudian rata-rata ibu-ibu atau pasangan suami istri itu langsung terobsesi dengan harus melalukan bayi tabung atau inseminasi.
Baca Juga: Bupati Nina Berikan Bantuan dan Beasiswa Bagi Keluarga Korban Kecelakaan
Tetapi setelah pihaknya lakukan pemeriksaan, ternyata tidak mesti, minimal memahami edukasi, yang pada akhirnya akan mengurangi cost dengan mendapatkan kehamilan itu dengan tidak seharusnya sebesar itu.
"Jadi tujuan-tujuan itu yang kita harapkan. Persoalan ini sebenarnya kecil akan tetapi efek dominannya adalah sekian lama tidak hamil, kemudian psikologi dari yang ringan sampai berat," ungkapnya.