Pemdes Kedokan Bunder Tempatkan Rumah Burung Hantu Sebagai Predator

- 12 Juli 2022, 15:06 WIB
Petani Kedokanbunder menempatkan Rubuha di lahan-lahan persawahan dan memperbanyak tempat-tempat penangkaran burung hantu
Petani Kedokanbunder menempatkan Rubuha di lahan-lahan persawahan dan memperbanyak tempat-tempat penangkaran burung hantu /

KLIK CIAYUMAJAKUNING - Upaya meningkatkan produksi pangan, khususnya padi, kerap terkendala gangguan hama dan penyakit.

Nah, salah satu Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) yang bikin pusing petani adalah tikus.

Pengendalian hama tikus dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu (PHT), salah satunya dengan pemanfaatan musuh alami.

Teknik pengendalian dimulai dari pra-tanam sampai menjelang panen.

Baca Juga: Warung dan Bangli di Kota Cirebon Dibongkar, Ditemukan Bungkus Alat Kontrasepsi Berserakan

Upaya mengurangi dampak tikus dilakukan dengan berbagai cara seperti gropyokan, pengemposan, pengumpanan dan pemanfaatan musuh alami (predator) hama tikus dalam hal ini adalah Burung Hantu (Tyto Alba).

Burung hantu (Tyto Alba) merupakan burung karnivora yang aktif pada malam hari (nocturnal).

Burung hantu merupakan binatang pemburu tikus yang handal, sehingga dapat menjadi predator alami yang efektif untuk mengendalikan hama tikus.

Dalam waktu sehari, satu ekor burung hantu mampu membunuh 3-7 ekor tikus, dengan daya jelajah kurang lebih 6 hektar.

Baca Juga: Fraksi PDIP Anggap Pembagian AKD Sudah Seimbang

Halaman:

Editor: M. Kemal

Sumber: Reportase


Tags

Terkait

Terkini