WASPADA! Penyakit Ini Mengincar Usai Banjir

- 16 Juli 2022, 15:35 WIB
Ilustrasi. Beberapa penyakit muncul usai banjir. Waspada
Ilustrasi. Beberapa penyakit muncul usai banjir. Waspada /Antara/Luthfia Miranda Putri/

KLIK CIAYUMAJAKUNING - Intensitas hujan kembali tinggi, beberapa daerah mengalami banjir belakangan ini. Masyarakat dihimbau untuk waspada terhadap serangan penyakit yang bisa muncul usai banjir.

Karena genangan air, beberapa penyakit biasa muncul dan menyerang warga di lokasi banjir.

Terganggunya saluran sanitasi menjadi penyebab utama, air yang mengenang bisa menjadi sumber penyakit.

Serangan penyakit ini tidak bisa dihindari, namun dengan tetap menjaga kebersihan, beberapa penyakit penyerta banjir bisa diminimalisir.

Dikutip dari laman Kemenkes, berikut 7 penyakit yang muncul saat musim penghujan dan setelah banjir.

Baca Juga: Hujan Semalaman, Jakarta Terendam, Berikut Ini Rincian Lokasi yang Mengalami Banjir

1. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Air yang menggenang di musim penghujan, menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk Aedes Aegypti yaitu nyamuk penular penyakit demam berdarah dengue (DBD).

Hal ini disebabkan karena saat musim hujan banyak sampah misalnya kaleng bekas, ban bekas, serta tempat-tempat tertentu terisi air dan terjadi genangan untuk beberapa waktu.

Hal tersebut menjadikan populasi nyamuk sebagai penular penyakit semakin tinggi, risiko terjadinya penularan juga semakin meningkat.

Untuk itu, masyarakat diharapkan ikut berpartisipasi secara aktif melalui gerakan 3 M, yakni mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur, dan menutup tempat penyimpanan air dengan rapat.

Baca Juga: Rombongan Pertama Jemaah Haji Kabupaten Cirebon Akan Tiba Sabtu

2. Diare

Penyakit Diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan individu (personal hygiene). Saat terjadi banjir, sumber air minum masyarakat dari sumur dangkal akan tercemar.

Di samping itu, saat banjir biasanya akan terjadi pengungsian dengan fasilitas dan sarana serba terbatas, termasuk ketersediaan air bersih.

Semua faktor itu berpotensi menimbulkan penyakit diare disertai penularan yang cepat.

3. Leptospirosis

Penyakit leptospirosis disebabkan oleh bakteri yang disebut leptospira. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis, karena ditularkan melalui hewan.

Di Indonesia hewan penular utamanya adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya.

Pada musim hujan khususnya ketika banjir, tikus-tikus yang tinggal di lubang-lubang bawah tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.

Tikus tersebut akan berkeliaran di sekitar manusia, yang mana kotoran dan kencingnya akan bercampur dengan air banjir tersebut.

Baca Juga: Targetkan di Hari Jadi Kuningan, SDN 17 Kuningan Pindah ke Eks Kosgoro

4. ISPA

Penyebab ISPA dapat berupa bakteri, virus dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dapat berupa batuk dan demam, bila dalam kondisi berat kemungkinan disertai sesak napas, nyeri dada dan lainnya.

5. Penyakit Kulit

Penyakit kulit yang dapat berupa infeksi, alergi atau bentuk lainnya bisa terjadi ketika dilanda banjir.

Saat banjir, kebersihan pun tak terjaga dengan baik. Penularan penyakit kulit dapat terjadi di tempat pengungsian di mana banyak orang berkumpul.

Baca Juga: Warga Desa Astana Mukti Geruduk PT Trimitra

6. Demam Tifoid

Sebagai salah satu penyakit saluran cerna, demam tifoid bisa terjadi ketika lingkungan dilanda banjir, terlebih jika genangan air masuk ke dalam rumah.

Dalam hal ini, faktor kebersihan makanan memegang peranan penting. Bakteri bisa menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi.

7. Memburuknya Penyakit Kronis

Penyakit kronis yang mungkin memang sudah diderita bisa mencapai kondisi yang lebih buruk.

Ini terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan berkepanjangan, dan apalagi bila banjir terjadi berhari-hari.

Itulah penyakit umum yang muncul dan menyerang setelah banjir. Pastikan selalu menjaga kebersihan lingkungan lebih ekstra, terutama pasca-banjir.***

Editor: Fazriel Dhany

Sumber: Kemenkes


Tags

Terkini

x