Kerap Di-bully hingga Dipaksa Setubuhi Kucing, Bocah di Tasikmalaya Meninggal Dunia

21 Juli 2022, 19:56 WIB
Ilustrasi. Seorang bocah di Tasikmalaya meniggal dunia akibat bully /Pexels/Mikhail Nilov

KLIK CIAYUMAJAKUNING - Seorang bocah di Tasikmaya meninggal dunia, diduga mengalami stres akibat perundungan (bully) dari teman-temannya.

Bully yang dilakukan teman-teman kepada bocah di Tasikmalaya itu, dialami puncaknya ketika dipaksa menyetubuhi seekor kucing.

Bocah yang masih duduk di kelas VI di Tasikmalaya itu, sekarang meninggal dunia, dirinya kerap mendapat bully dari teman-temannya hingga berusia 11 tahun.

Aksi bully yang dilakukan teman-temanya itu, merekam korban ketika dipaksa menyetubuhi seekor kucing lalu disebarkan, hingga bocah di Tasikmalaya itu depresi.

Menurut Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto, video tersebut telah menyebar di media sosial, sehingga akhirnya peristiwa itu bisa diketahui.

Baca Juga: KPCT Sowan, DPD Partai Nasdem Kabupaten Cirebon Mendukung Pemekaran

“Korban diduga sempat mengalami dugaan perundungan, sampai depresi, dan akhirnya meninggal dunia. Bentuk perundungannya adegan tidak senonoh. Korban dipaksa dan diancam teman sepermainannya,” ujar Ato dikutip dari Pikiran-Rakyat.com.

Akibat dari perundungan itu, korban terlihat murung dan enggan keluar rumah. Bahkan, korban menolak untuk makan dan minum.

Sampai akhirnya korban dilarikan ke rumah sakit, setelah sering mengeluhkan sakit tenggorokan. Korban meninggal dalam masa perawatan.

Suasana duka pun menyelimuti rumah korban yang berada di Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya.

Saat ditemui di rumahnya, kondisi orangtua korban, masih terpukul dan berduka atas kepergian anaknya.

Baca Juga: Desa Cangkingan dan Jayawinangun Berstatus Desa Maju dan Mandiri

Ato menyebut akan mendampingi keluarga korban dalam proses pemulihan psikologis, dan juga pendampingan dalam proses hukumnya.

“Kedua orangtua korban masih belum stabil kondisi psikisnya. Oleh karena itu, kami tawarkan pendampingan dan pemulihan psikologis, juga mungkin mendampingi dalam proses hukumnya,” kata Ato Rinanto.

Disamping itu, Panir Reskrim Polsek Singaparna Aipda Dwi Santoso, mengaku belum menerima laporan soal kejadian tersebut.

Tapi, meski begitu pihaknya segera datang ke lokasi untuk melakukan pendalaman dan penyelidikan kasus tersebut.

“Kami belum menerima laporan. Namun, anggota kami segera ke lokasi untuk proses pendalaman,” ujar Dwi Santoso.

Disclaimer: Artikel ini pertama kali tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan Judul "Kisah Tragis Korban Perundungan di Taksimalaya, Di-bully hingga Dipaksa Setubuhi Kucing"***

Editor: Fazriel Dhany

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler