Korea Utara Gunakan Penghilang Rasa Sakit untuk Vaksin Covid-19

- 18 Mei 2022, 20:30 WIB
PBB buka suara terkait pandemi Covid-19 yang mulai melanda Korea Utara, tawarkan bantuan termasuk vaksinasi.
PBB buka suara terkait pandemi Covid-19 yang mulai melanda Korea Utara, tawarkan bantuan termasuk vaksinasi. /KCNA via REUTERS.

Baca Juga: Eki Febri, Atlet Asal Kuningan Peraih Medali Emas SEA Games 2022 Vietnam Akui Sempat Shock Sebelum Bertanding

Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan Masyarakat Kim Hyong Hun mengatakan negara itu telah beralih dari karantina ke sistem perawatan untuk menangani ratusan ribu kasus dugaan "demam" yang dilaporkan setiap hari.

Ketika kantor berita negara KCNA melaporkan 392.920 kasus demam dan delapan kematian di Korut pada Minggu, pemimpin Kim Jong Un memerintahkan korps medis tentara untuk membantu menstabilkan pasokan obat. Terutama di Pyongnyang, yang tampaknya menjadi pusat wabah.

KCNA melaporkan penghitungan kumulatif penderita demam mencapai 1.213.550 orang dengan 50 kematian, tetapi tidak mengatakan berapa banyak infeksi yang dicurigai telah dites positif Covid.

Pihak berwenang mengatakan sebagian besar kematian disebabkan oleh orang-orang yang "ceroboh dalam mengonsumsi obat-obatan karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman" tentang varian Omicron dan metode pengobatan yang benar.

Baca Juga: Majalengka Raih Predikat Opini Wajar Tanpa Pengecualian ke 9 Kalinya Secara Berturut-turut

Organisasi Kesehatan Dunia telah mengirimkan beberapa peralatan kesehatan dan persediaan lainnya ke Korut, tetapi belum mengatakan rincian obatnya. Negara tetangga China dan Korea Selatan juga menawarkan untuk mengirim bantuan jika Pyongyang meminta.

Meskipun tidak mengklaim bahwa antibiotik dan pengobatan rumahan akan menghilangkan Covid, Korut memiliki sejarah panjang dalam mengembangkan pengobatan yang belum terbukti secara ilmiah, termasuk suntikan yang terbuat dari ginseng yang ditanam dalam unsur tanah jarang yang diklaim dapat menyembuhkan segala penyakit mulai dari AIDS hingga impotensi.

Beberapa berasal dari obat-obatan tradisional, sementara yang lain telah dikembangkan untuk mengimbangi kekurangan obat-obatan modern atau sebagai ekspor "buatan Korea Utara".

Meskipun sejumlah besar dokter terlatih dan pengalaman memobilisasi untuk keadaan darurat kesehatan, sistem medis Korut sangat kekurangan sumber daya, kata para ahli.

Halaman:

Editor: Bandhunir Bagas


Tags

Terkini