BEM UGJ Gelar Talk Show Hadirkan Rocky Gerung 

- 18 September 2022, 17:02 WIB
Rocky Gerung sedang menyampaikan materi dalam Talk Show National Education BEM UGJ
Rocky Gerung sedang menyampaikan materi dalam Talk Show National Education BEM UGJ /

KLIK CIAYUMAJAKUNING- Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UGJ Fakultas Pendidikan dan Sains, melakukan kegiatan National Education Talk Show.

Talk Show mengambil tema "Education than a perspective" menghadirkan Rocky Gerung sebagai pemateri satu akademisi dan pakar filsafat serta Drh. H. Bambang Irianto sebagai pemateri dua budayawan dan dokter hewan, pada Kamis (15/9).

Dikatakan Rocky Gerung, pendidikan di Indonesia sangatlah penting. Pada dasarnya filsafat pendidikan adalah melawan kedunguan presiden sebagai pimpinan Negara.

“Pertama-tama seharusnya bukan dari orang dungu. Manusia itu secara natural di desain untuk bertahan. Maka pasti pertahanan moral itu adalah yang utama ketika seluruh penderita fisik maka yang di uji moralitas,” ujarnya. 

Rocky Gerung juga mengatakan, sistem pendidikan yang ada di negara ini hanya mementingkan sensasi saja. Tanpa memikirkan nurani dan moralitas, sehingga dinegara ini banyak pelaku korupsi.

"Koruptor diuji bukan pada pertahanan fisiknya, karena dia bisa pakai bodyguard. Tapi pada nuraninya dia mau mencuri atau enggak. Kan itu ga ada yang tau pendidikan, intinya menguji nurani itu dasarnya. Sistem kita tidak memungkinkan menguji nurani karena kita ingin diuji oleh amplop oleh elektabilitas oleh sensasi,” tuturnya.

Hillya sebagai peserta mengemukakan, bahwa ada kegiatan ini menambah peningkatan, dalam memahami pendidikan yang ada di Indonesia. Maka seharusnya sebagai mahasiswa harus menjadi pelopor awal dimasyarakat.

"Kita lebih terbuka akan perspektif pendidikan di Indonesia. Di Indonesia kita masih terikat akan feodalisme entah diranah pendidikan atau kebijakan pemerintahan. Minimalnya pendidikan akan lebih merdeka jika pemimpin pemerintahan memiliki 3 komponen yaitu, etika, kualitas dan elektabilitas,” tegasnya.

Jadi, dirinya senang semua mahasiswa disini menemukan kembali ujung dari asal mula keadaan.

“Kita di sini kalau ada yang bilang Cirebon sudah hilang karena hirup pikuk metropolitan, karena pragmatisme politik, karena gubernurnya atau walikotanya gagal, untuk memahami hati nurani rakyat, bagaimana kita memahami itu karena indeks pembangunan manusia 7,2 persen untuk pendidikan,” tandasnya. (*)

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini

x