Babarit, Penyatuan Air Empat Penjuru Menjelang Hari Jadi Ke 524 Kuningan

- 29 Agustus 2022, 10:22 WIB
Tradisi Babrit di depan Pendopo Kuningan diisi dengan penyatuan air dari empat penjuru mata angin
Tradisi Babrit di depan Pendopo Kuningan diisi dengan penyatuan air dari empat penjuru mata angin /

KLIK CIAYUMAJAKUNING- Masyarakat Kuningan tumpah memadati Pendopo Kuningan Minggu (28/8), guna menyaksikan tradisi babarit. Tradisi ini digelar menjelang Peringatan Hari Jadi ke 524 Kuningan. 

Dalam babarit, nampak ada tradisi menyatukan air dari empat penjuru. Mulai dari mata air kabuyutan di Barat, Mata Air Cihulu Kuningan Kelurahan Winduherang-Cigugur di Utara, dari Cikahuripan - Kahiyangan Indapatra – Cilimus di Timur, Kabuyutan Indrakila-Karangkencana. Dan Selatan, Kabuyutan Jamberama-Selajambe.

Selain itu, disiapkan lima tumpeng, sebagai simbol, satu Tumpeng Indung dan empat tumpeng yang merupakan kiriman dari empat penjuru lembur. Tumpeng ini dibagikan oleh Bupati Kuningan kepada warga yang turut hadir.

Suasana babarit terasa sakral diiringi gamelan dan kacapi suling, diselingi dengan Musik Tarawangsa, dipadukan dengan tarian empat penari tari kendi air, dengan narasi dari Juru Kawih.

Titis nitis mawa lantis, tina keclak ngajadi cikaracak, nu sumerep making lemah, maseuhan tanah kaheman. Laju ngaburial cinyusu di saban madhab, papat madhab kalima tunggal ngawangun talaga wening, nu ngeclak lir cahaya inten. Cikahuripan pigeusaneun hirup hurip. Hurip nagri waras abdi Curr…! Bismilllahirrohmanirrahim.

Usai itu, Bupati Kuningan H. Acep Purnama, bersama Wakil Bupati Kuningan H. M. Ridho Suganda menyipratkan air dari gentong ke empat madhob.

Selanjunya penari mengambil air dari baki yang diisi mayang jambe, untuk diserahkan ke Bupati untuk menyipratkan air, suasanapun semakin ramai bagi yang kena cipratan air.

Selanjutnya murak tumpeng yang juga dilakukan Bupati bersama Wakil Bupati, kemudian dibagikan nasi tumpeng pada Tobas untuk Ketua DPRD, Dandim 0615, Kapolres Kuningan, Kepala Kejaksaan Negeri, Ketua Pengadilan Negeri, Ketua Pengadilan Agama, dan Sekda Kuningan.

Usai itu, murak dan berbagi tumpeng, berlangsung untuk warga yang menghadiri tradisi babarit, suasanapun berubah menjadi ramai saling menunggu untuk kebagi tobas. 

“Kegiatan ini memiliki kesan tersendiri bagi kami. Ini bukan hanya menjadi tontonan melainkan juga tuntunan bagaimana indahnya kebersamaan kita bisa berbaur dan memiliki kepedulian akan sumber mata air,” terang Agus Warga Desa Kertawangunan.

Halaman:

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini

x