Sejarah Sakral Malam 1 Suro, Jika Bertepatan di Jumat Legi, Ini yang Terjadi

29 Juli 2022, 21:55 WIB
Ilustrasi. Sejarah Malam Satu Suro adalah pergantian kalender Jawa. /petabudaya.belajar.kemdikbud.go.id/

KLIK CIAYUMAJAKUNING - Bagi masyarakat Jawa, Malam Suro adalah malam sakral, beberapa kegiatan pantangan dilakukan di malam keramat tersebut.

Jika Malam 1 Suro jatuh pada hari Jumat Legi, malam tersebut akan lebih sakral lagi bagi masyarakat Jawa.

Malam 1 Suro jika dimulai pada Jumat Legi dianggap keramat, bahkan ada pula yang meyakini hari itu sebagai hari sial.

Malam Suro adalah menandai bergantinya tahun berdasarkan kalender Jawa.

Baca Juga: Tinggal Klik! Link Twibbon Cantik Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah

Kalender Jawa pertama kali diterbitkan oleh Raja Mataram, Sultan Hanyokrokusumo yang mengacu pada penanggalan Hijriyah dalam Islam.

Dalam penanggalan Jawa, bula Sura atau Suro dihitung berdasarkan penggabungan kalender lunar (Islam), kalender matahari (masehi), dan Hindu.

Dalam penanggalan Jawa, terdapat dua sistem perhitungan yakni mingguan yang terdiri dari 7 hari dan pasaran yang terdiri dari 5 hari.

Selain itu, ada pula siklus windu yakni 8 tahun, atau yang menjadi urutan tahun Jawa ke-8 (jimawal) yang jatuh pada tanggal 1 Suro, dan berselisih satu hari lebih lambat dari 1 Muharram dalam kalender Islam.

Baca Juga: Malam 1 Suro, Mahluk Gaib Sangat Dekat dengan Manusia, Hindari Kegiatan Ini

Dilansir dari laman Peta Budaya Kemendikbud, 1 Suro biasanya diperingati pada malam hari setelah maghrib.

Hal ini karena pergantian hari pada penanggalan Jawa dimulai saat matahari terbenam dari hari sebelumnya, bukan pada tengah malam.

Selain itu, 1 Suro memiliki banyak pandangan di mata masyarakat Jawa. Hari ini dianggap keramat, terlebih bila jatuh pada Jumat Legi.

Bahkan sebagian masyarakat dilarang pergi ke luar rumah pada Malam 1 Suro.

Baca Juga: Twibbon 1 Muharram 1444 Hijriyah dengan Tampilan Menarik

Ada pula ritual tradisi iring-iringan rombongan masyarakat atau kirab. Kebanyakan daerah di Jawa merupakan tempat berlangsungnya perayaan Malam 1 Suro.

Misalnya di Solo, perayaan Malam 1 Suro turut dimeriahkan dengan hewan khas yang di sebut Kebo (Kerbau) Bule.

Sejarah Awal dijadikannya 1 Muharram sebagai tahun baru dalam penanggalan Islam bermula saat Khalifah Umar bin Khathab wafat.

Dari sana, kalender Islam mulai diperkenalkan pada kalangan masyarakat Jawa. Kemudian pada 931 H atau 1443 tahun Jawa Barat, merupakan saat pemerintahan Kerajaan Demak yang dipimpin Sunan Giri II.

Baca Juga: Jatuh Talak Ketika Suami Marah Belum Tentu Sah, Berikut Pandangan Ulama

Kala itu, sistem kalender Hijriyah dan Jawa mulai disesuaikan. Di sisi lain, Sultan Agung menginginkan persatuan untuk rakyatnya agar menggempur Belanda di Batavia.

Pada setiap Hari Jumat Legi, pemerintah setempat melapor sembari melakukan pengajian oleh para penghulu kabupaten, sekaligus melakukan ziarah kubur ke makam Ngampel dan Giri.

Dari sana, 1 Suro dimulai pada Jumat Legi dianggap keramat, bahkan ada pula yang meyakini hari itu sebagai hari sial.

Disclaimer: Artikel ini pertamakali tayang di Pikiran-Rakyat.com dengan judul "Sejarah Malam 1 Suro, Momen Sakral bagi Masyarakat Jawa" ***

Editor: Fazriel Dhany

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler