Protes BBM Naik, Buruh dan Tani Indramayu Dorong Motor

- 17 September 2022, 14:27 WIB
Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Buruh Tani Indramayu melakukan aksi unjuk rasa tolak kenaikan BBM di kantor DPRD Indramayu dan Kantor Bupati Indramayu dengan mendorong sepeda motor
Ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Buruh Tani Indramayu melakukan aksi unjuk rasa tolak kenaikan BBM di kantor DPRD Indramayu dan Kantor Bupati Indramayu dengan mendorong sepeda motor /

KLIK CIAYUMAJAKUNING- Aksi protes terhadap kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Indramayu terus terjadi, kali ini ratusan massa yang tergabung dalam Gerakan Aliansi Buruh Tani Indramayu melakukan aksi demo di kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Indramayu dan Kantor Bupati Indramayu.

Dalam aksinya, para buruh tani di Indramayu melakukan aksi mendorong sepeda motor disepanjang Jalan Protokol Indramayu menuju kantor DPRD dan kantor Pendopo Kabupaten Indramayu.

Aksi unjuk rasa dengan mendorong sepeda motor ini ditunjukkan para buruh tani sebagai bentuk protes kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi yang dianggap menyengsarakan petani, selain itu massa juga mendesak dan kenaikan UMK Indramayu sebanyak 13 persen.

"Tuntutan kami tolak kenaikan BBM dan jalankan reforma agraria sejati kemudian naikan upah 13 persen di Kabupaten Indramayu," ujar, Andi Sutiana, Korlap Aksi Buruh Tani, Kamis (15/9).

Pasca kenaikan harga BBM bersubsidi berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok lainnya. Sehingga berdampak kepada rakyat kecil seperti buruh tani di Indramayu, tak hanya itu di tengah naiknya harga BBM petani di Indramayu masih kesulitan akibat antrean panjang disejumlah SPBU.

"Sangat mencekik kenaikan harga BBM, kami bukan petani yang menggarap diwilayah yang terairi irigasi, otomatis menggunakan pompa ari dan sangat membutuhkan BBM," keluh Andi.

Aksi yang mendapatkan pengawalan ketat petugas kepolisian ini berjalan dengan tertib. Meski demikian massa berjangji jika tuntutan mereka tidak terpenuhi massa akan mengelar aksi serupa dengan massa yang lebih besar.

"Itu adalah bentuk sepontanitas kepada pemerintah, bahwasanya kami sebagai masyarakat sulit untuk mendapatkan BBM, di satu sisi harga mahal di sisi lain antrian yang panjang di pom kemudian seperti kami yang tinggal di pedesaan yang bisanya ada penjual eceran sekarang tidak," tandas Andi. (*)

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini