Pengrajin Rotan Banyak Gulung Tikar, Karena Sepi Order

- 19 September 2022, 18:14 WIB
Pengrajin rotan di rumah produksi Samsudin, semua diliburkan
Pengrajin rotan di rumah produksi Samsudin, semua diliburkan /

KLIK CIAYUMAJAKUNING- Rotan Indonesia adalah salah satu komoditas alami yang telah diperdagangkan sejak lama.

Ketersediaan rotan sangat banyak di hutan Indonesia. Kabupaten Cirebon tepatnya di Desa Tegalwangi, Desa Bodesari dan sekitarnya adalah tempat di mana banyak pengrajin rotan yang menyulap rotan menjadi berbagai macam benda yang bernilai ekonomi.

Salah satu pengusaha kerajinan rotan asal Bodesari, Samsudin mengatakan, pangsa pasar rotan asal Kabupaten Cirebon ini sangat luas pasarnya, baik lokal maupun luar negeri. Namun akhir-akhir ini sepi, hampir sudah sebulan libur, dampak karena dari pabrik dan luarnya sepi orderan.

"Saya dapet info dari temen-temen eksporting sepinya rotan ini ada beberapa hal, yang pertama yang jelas perang geopolitik Rusia dengan Ukraina," ujarnya, kemarin.

Menurutnya, kenapa dampak ini terjadi?, pengalamannya sebagai pengusaha rotan mengaku kerajinan rotan banyak pembeli atau konsumennya 60-70% berasal dari negara-negara eropa, sisanya Australia, Amerika, Afrika dan sebagian Asia.

"Pintu eksport rotan di Negara Eropa yaitu Jerman, Italia dan Prancis. Dari negara-negara ini Eropa kenal rotan dan beli rotan," bebernya.

Mungkin, masih kata dia, dengan kebijakan rusia men-stop total pasokan gas dari Rusia ke negara-negara Eropa membuat orang Eropa lebih memilih untuk bertahan hidup dari pada membeli furniture rotan apalagi sekarang persiapan musim dingin.

"Intinya masalah geopolitik, jadi pengusaha dan pengrajin rotan Kabupaten Cirebon terkena imbasnya. Sebenarnya kita tidak total berhenti, karena 70% dari Eropa otomatis hanya 30%, tapi ini juga tidak semua lancar dan masih sedikit tersendat," ujarnya.

Ang Din sapaan akarabnya juga mengatakan, biasanya usaha di bidang kerajinan rotan Itu unik biasanya kalau eksport sepi lokalannya rame, namun sekarang justru sepi semua orderan sehingga orang yang lokalan biasanya berani stok produksi sekarang orang lokal tidak berani stok produksi.

"Ini mungkin disebabkan oleh inflasi, daya beli turun, biaya produksi naik dan jangan heran ketika rotan sepi warung-warung kelontong juga akan ikut sepi, karena Bodesari, Tegalwangi dan sekitarnya banyak bermata pencaharian rotan," katanya.

Halaman:

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah