Perumda Air Minum Tirta Jati Targetkan Kenaikan Laba Rp1,5 Miliar

- 31 Agustus 2022, 18:13 WIB
Dirut Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Jati, H Suharyadi
Dirut Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Jati, H Suharyadi /

KLIK CIAYUMAJAKUNING- Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Jati, H Suharyadi menargetkan keuntungan atau laba pada tahun ini sebesar Rp1,4 sampai Rp1,5 miliar. Bahkan, target tersebut sudah tertuang dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) Perumda Air Minum Tirta Jati.

Menurut Suharyadi, target laba senilai tersebut rasional menyusul adanya rencana penyesuaian tarif dasar air PDAM akibat beban operasional yang semakin meningkat. "Kami sudah membuat RKAP. Dengan kondisi seperti ini, insyaallah (laba, red) bisa bertambah. Target kami 1,4 sampai 1,5 miliar. Tahun ini kan belum sampai Desember," ujar Suharyadi, belum lama ini.

Selain itu, kata dia, target tersebut juga berkaca pada perolehan laba tahun kemarin yang mencapai angka Rp1,3 miliar. Namun, komposisi laba tersebut harus dibagi untuk beberapa "kewajiban" PDAM yang harus dipenuhi. Yakni, untuk masuk kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Cirebon sebesar 55 persen.

Kemudian, pihaknya juga harus menyisihkan untuk CSR sebesar 3 persen, untuk sarana umum 20 persen, untuk jaspro 5 persen dan untuk tunjangan pendidikan dan kesehatan 17 persen. "Memang selalu ada laba. Tapi kan kita harus setor PAD. Kemudian untuk operasional kita termasuk untuk dana CSR," lanjutnya.

Sementara, terkait masalah spam regional dari Bendung Jatigede, kata Suharyadi, saat ini pihaknya masih melakukan kajian. Pasalnya, meskipun Perumda Tirta Jati diberikan kuota sebanyak 950 liter per detik, namun tarif yang harus dibayar dinilai cukup mahal, yakni sebesar Rp8.057 per liter kubiknya.

"Meskipun jaringan dari hulu ke hilir ditanggung KPBU (kerjasama pemerintah dengan badan usaha,-red), tapi tarifnya cukup tinggi. Kita naikan seribu rupiah saja gejolaknya pasti ada. Apalagi harga yang jaringan spam sangat tinggi. Jadi perlu kajian mendalam," terangnya.

Suharyadi menambahkan, kajian teknis harus benar-benar dilakukan, terlebih berkenaan dengan kenaikan tarif. Karena hal tersebut berhubungan langsung dengan kepentingan pelanggan, baik industri maupun rumah tangga. Tahun lalu saja, total tunggakan pelanggan mencapai hampir Rp5 miliar.

Ia berjanji, bakal terus menagih tunggakan dari para pelanggan dengan menggandeng pihak lain. "Kita sudah gandeng kejaksaan dan memberikan surat kuasa khusus untuk menagih tunggakan ini," ucapnya. (*)

 

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah