Akibat Rob Produksi Petani Garam Turun Drastis

- 25 Agustus 2022, 17:05 WIB
Petani garam saat mengelolah garam di tambak garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan
Petani garam saat mengelolah garam di tambak garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan /

KLIK CIAYUMAJAKUNING- Kabupaten Cirebon yang menjadi produsen garam terbesar di Indonesia, sudah tiga tahun ini mengalami penurunan produksi yang sangat drastis. Jika dikalkulasi penurunan produksi itu mencapai ratusan ribu ton dibandingkan musim kemarau empat tahun lalu.

Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Cirebon, luas lahan garam di Kabupaten Cirebon yang diolah sebanyak 1.557,75 hektare dari potensi lahan yang ada seluas 3.140,00 hektare.

Adapun rincian lahan garam yang telah diolah para petambak garam di Kabupaten Cirebon ini tersebar di berbagai kecamatan. Yakni di Kecamatan Pangenan dengan luas lahan garam 800 hektare yang berada di Desa Ender, Pangenan, Bendungan, Rawaurip, Pengarengan, dan Astanamukti.

Di Kecamatan Kapetakan seluas 288 hektare berada di Desa Bungko dan Bungko Lor. Kemudian di Kecamatan Gebang seluas 136 hektare berada di Desa Gebangmekar, Melakasari, Gebangilir, Gebang Kulon, dan Kalipasung. Di Kecamatan Suranenggala ada seluas 120 hektare yang berada di Desa Suranenggala Lor dan Muara. 

Selanjutnya di Kecamatan Losari ada seluas 109,65 hektare berada di Desa Ambulu, Kalisari, Tawangsari, dan Kalirahayu. Di Kecamatan Astanajapura seluas 62 hektare berada di Desa Kanci dan Kanci Kulon. Kecamatan Mundu seluas 41,30 hektare berada di Desa Citemu dan Waruduwur. Dan di Kecamatan Gunungjati seluas 0,80 hektare berada di Desa Jatimerta.

Dari luasan lahan tersebut, Kabupaten Cirebon dalam kondisi cuaca kemarau yang normal mampu menghasilkan ratusan ribu ton dalam satu musim. Namun, produksi garam itu tidak berlaku di tiga musim kemarau terakhir ini.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Perikanan dan Tangkap DKPP Kabupaten Cirebon, Mohamad Jamaludin, berdasarkan catatan pihaknya terkait data program usaha garam rakyat yang ada dari 2019-2021 terus mengalami penurunan. 

"Kalau di 2019 kondisi kemaraunya normal itu di kita mampu memproduksi sebanyak 136.686,78 ton. Tetapi di 2020 sampai sekarang mengalami penurunan yang sangat signifikan," kata Jamal, Rabu (24/8).

Yakni lanjut dia, di 2020 produksi garam di Kabupaten Cirebon hanya 2.663,78 ton. Kemudian di 2021 kembali mengalami penurunan karena hanya menghasilkan 1.203,5 ton saja. Begitu juga di 2022 ini, yang biasanya di bulan Agustus tengah panen raya garam, tetapi sekarang belum banyak yang panen.

"Penyebab penurunan produksi dari tahun ke tahun ini, pertama karena 2020 hingga 2021 kita tahu sendiri ada pandemi Covid-19 dan kondisi alam tidak menentu. Dan 2022 karena menurut BMKG tahun ini kemarau basah dan banjir rob gila-gilaan," ungkap Jamal.

Halaman:

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini

x