Peringati Tahun Baru Islam, Ratusan Warga Wanayasa Pawai Obor, Ini Maknanya

- 30 Juli 2022, 12:23 WIB
Antusiasme Warga Desa Wanayasa mengikuti pawai obor memperingati Tahun Baru Islam
Antusiasme Warga Desa Wanayasa mengikuti pawai obor memperingati Tahun Baru Islam /Fazriel Dhany/Ist

KLIK CIAYUMAJAKUNING - Memperingati Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah, ratusan warga Desa Wanayasa, Kecamatan Beber, Kabupaten Cirebon turun ke jalan untuk pawai obor.

Pawai obor yang diikuti kalangan anak-anak hingga orang dewasa warga Desa Wanayasa ini, berkeliling kampung dari gang ke gang hingga jalanan desa.

Dalam peringatan Tahun Baru Islam kali ini, terlihat warga begitu antusias mengikuti kegiatan pawai obor yang diinisitif oleh Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Nurul Bayan Desa Wanayasa ini.

Bekerjasama dengan Karang Taruna dan Remaja Masjid, dan lembaga Desa Wanayasa lainnya, kegiatan ini digelar Sabtu 30 Juli 2022 sekitar pukul 19.30 WIB.

Sebelum acara pawai obor dimulai, terlebih dahulu diadakan berbagai perlombaan keagamaan dengan peserta dari siswa sekolah dasar dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).

Baca Juga: Tinggal Klik! Link Twibbon Cantik Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1444 Hijriyah

Salain itu, diadakan doa bersama akhir tahun di Masjid Nurul Bayan menjelang dilaksanakan Sholat Magrib.

Ketua DKM Nurul Bayan, Ustadz Imam Mansur mengatakan, kegiatan pawai obrol merupakan acara yang setiap pergantian tahun Islam selalu dimeriahkan dengan pawai obor.

"Supaya kegiatan arak-arakan tambah meriah, kami sediakan obor untuk anak-anak," ucapnya.

Sebagai kegiatan puncak, di malam hari digelar tausiyah yang diisi oleh Habib Abdurrohman Assegaf Lc.MA dari Bekasi.

Peringatan Tahun Baru Islam di Desa Wanayasa, biasanya dilakukan kegiatan sosial dengan menggelar sunatan masal.

Baca Juga: Malam 1 Suro, Mahluk Gaib Sangat Dekat dengan Manusia, Hindari Kegiatan Ini

Namun sejak pandemi Covid-19, kegiatan sunatan masal tidak lagi digelar, dengan alasan kesehatan.

Menurut Ketua Karang Taruna Kusuma Bukti, kegiatan sunatan masal akan kembali dilakukan jika kondisi benar-benar aman dari pademi Covid-19.

"Tahun depan jika kondisi memungkinkan, akan kami gelar lagi sunatan masal," ucap Ketua Karang Taruna Dadan.

Tahun Baru Islam yang jatuh setiap 1 Muharram menjadi momen spesial bagi umat muslim, khususnya warga Desa Wanayasa.

Setiap pergantian Tahun Islam, arakan-arakan keliling kampung dengan membawa obor, menjadi salah satu kegiatan yang sudah dilakukan para leluhur mereka.

Baca Juga: Sejarah Sakral Malam 1 Suro, Jika Bertepatan di Jumat Legi, Ini yang Terjadi

Konon, pawai obor sudah ada sejak dahulu kala. Dan hingga kini, tradisi ini masih terus dilakukan secara turun temurun.

Kegiatan pawai obor bukan sekedar berkeliling sambil membawa lentera obor di tangan.

Tapi kegiatan masal yang sudah dilakukan selama beratus tahun ini juga mengandung makna mendalam.

Pawai obor adalah iring-iringan sekelompok orang yang dilakukan dengan berkeliling di jalanan menggunakan baju muslim sambil membawa obor yang terbuat dari bambu.

Rombongan pawai ini diiringi alat musik rabana atau juga alat musik lain, sambil berkeliling mengumandangkan salawat dan puji-pujian kepada Allah SWT sebagai ungkapan rasa syukur.

Baca Juga: 22 Desa di Kabupaten Cirebon Diajukan sebagai Desa Wisata Baru 

Pawai obor dilakukan menjelang malam hari, karena dalam Islam pergantian hari dimulai sejak tenggelamnya matahari.

Berbeda dengan tahun masehi, pergantian tahun akan dilakukan pada tengah malam.

Tidak ada aturan ataupun syarat khusus untuk mengikuti pawai obor, bisa diikuti oleh anak-anak, remaja, hingga orang tua baik laki-laki maupun perempuan.

Dari sini menandakan bahwa pawai obor sebagai salah satu kegiatan yang bisa mempererat tali silaturahmi dari semua kalangan.

Banyak nilai positif yang bisa diambil dari kegiatan pawai obor ini. Masyarakat bisa saling bersama-sama berjalan sambil menebar aura positif.

Baca Juga: Twibbon 1 Muharram 1444 Hijriyah dengan Tampilan Menarik

Kegiatan ini juga mengandung nilai gotong royong, hal ini bisa dilihat dari mulai membuat obor bambu bersama, mempersiapkan segala kebutuhan hingga saling membantu saat pawai sedang berlangsung.

Sementara dari obornya juga memiliki makna. Secara teknis, awalnya obor yang dinyalakan hanya satu, kemudian untuk menyalakan obor lain yakni dengan saling mengoper api obor.

Begitu api sudah menyala semua, rasa hangat seolah memeluk erat para peserta pawai. Apalagi saat pawai sudah mulai berjalan, campur aduk rasa haru dan syukur pasti akan terasa.***

Editor: Fazriel Dhany

Sumber: Reportase


Tags

Terkini