Festival Jamblang 2022, Suguhkan Mural Sejarah Jamblang

- 18 Juli 2022, 13:46 WIB
Acara tahunan Festival Jamblang digelar selama dua hari yaitu Sabtu-Minggu (16-17/7). Yang diselenggarakan di depan Klenteng Jamblang
Acara tahunan Festival Jamblang digelar selama dua hari yaitu Sabtu-Minggu (16-17/7). Yang diselenggarakan di depan Klenteng Jamblang /

KLIK CIAYUMAJAKUNING- Acara tahunan Festival Jamblang digelar selama dua hari yaitu Sabtu-Minggu (16-17/7). Yang diselenggarakan di depan Klenteng Jamblang , Kabupaten Cirebon. Festival ini bertujuan untuk menggali potensi daerah-daerah di Kecamatan Jamblang.

“Semua desa yang ada di Kecamatan Jamblang kita munculkan potensi-potensinya, karena Jamblang sudah sangat layak dijadikan destinasi wisata dan berpotensi menjadi desa wisata,” terang Seksi Acara Jamblang Festival, Arif Nur Alamsyah.

Arif juga menyatakan bahwa rangkaian acara tersebut dimulai dari pementasan seni budaya dari semua desa di Kecamatan Jamblang, kulineran Jamblang, potensi gerabah dan galeri Jamblang, kemudian malam hari diisi dengan drama kolosal “Babad Kelenteng Jamblang”. Dihari kedua ada acara ngotel bareng Bupati Cirebon dan KOSTI Cirebon.

Disamping rangkaian acara tersebut, terdapat juga Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Universitas Kristen Maranatha Bandung. Dosen dan mahasiswa tersebut membuat mural sejarah perjalanan Jamblang.

“Universitas Maranatha Bandung berpartisipasi untuk memeriahkan acara Jamblang Festival dengan mempercantik tempat dengan adanya mural-mural,” jelas Arif.

Seorang Dosen Universitas Kristen Maranatha, Tesa Eka Darmayanti menjelaskan, bahwa mural perjalanan sejarah Jamblang, akan bercerita lima tahap kehidupan di Jamblang. Bertujuan mengedukasi masyarat bukan hanya sekedar untuk dekorati

“Supaya masyarakat tahu sejarah Jamblang, yang buat mereka bahagia sekarang ini ternyata dulunya pernah kekeringan, ada gempa, wabah kolera, hanyut banjir, sampai pada akhirnya bahagia,” jelas Tesa.

Di tempat yang sama, ketua Pengabdian Mural, Miki Endro menjelaskan, ilustrasi mural diambil dari hasil riset sejarah Jamblang yang sudah dilakukan 2-3 bulan oleh tim dosen. Kemudian dibuat lima bagian narasi sederhana

“Dimulai dari tahun 1845 timbul paceklik musim kemarau selama tiga tahun berturut-turut. Tahun 1847 terjadi gempa bumi besar, tahun 1859 kemudian terjadi wabah kolera, tahun 1889 Jamblang banjir besar kemudian tahun 1900 kelenteng mulai diperbaiki, rumah-rumah membaik, aktivitas sosial budaya berjalan biasa,” jelas Miki.

Miki juga mengakatakan, dari narasi yang sudah ada kemudian akan dijadikan ilustrasi. 

Halaman:

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini

x