Puluhan Sapi di Kota Cirebon Terinfeksi PMKD, KPP Isolasi Sapi dan Tutup Balai Pengembangan Ternak Potong

- 21 Juni 2022, 13:41 WIB
UPT BPTP ditutup sementara, hal ini sebagai tindakan pencegahan penularan PMK dari sapi yang sudah terinfeksi
UPT BPTP ditutup sementara, hal ini sebagai tindakan pencegahan penularan PMK dari sapi yang sudah terinfeksi /

HARJAMUKTI, (FC).- Setelah sebelumnya penyakit kuku dan mulut (PMK) menginfeksi ratusan sapi di Kabupaten Kuningan dan kabupaten cirebon, kini giliran sejumlah ternak sapi Kota Cirebon terinfeksi virus yang mudah menular ini.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon Yati Rohayati menyatakan, dari hasil pemeriksaan di lapangan, terdapat 63 ekor sapi di Kota Cirebon terinfeksi PMK.

Guna mencegah penularan ke sapi yang sehat, lanjut Yati, pihaknya harus memisahkan dan mengisolasi sapi yang terinfekasi PMK tersebut. Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kota Cirebon terpaksa mengisolasi sapi tersebut.

“Kami isolasi di UPT Balai Pengembangan Ternak Potong (BPTP) yang berlokasi di Kelurahan Argasunya, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon,” kata Yati, Senin (20/6).

Disebutkannya, dari 63 yang terinfeksi, 53 ekor sapi dalam upaya pengobatan pemberian vitamin dan obat cacing. Sebanyak 2 ekor dilakukan potong paksa, 1 ekor mati dan 7 ekor sembuh. 

“Kami berupaya agar sapi yang terinfeksi PMK ini diobati dulu, kemudian dimonitor perkembangannya,” papar dia.

Karena jarak BPTP hanya ratusan meter dari perumahan penduduk, pihaknya terpaksa menutup balai tersebut. Pintu gerbang sudah di kunci dan dirantai, juga ada sp[anduk larangan masuk. Dan melarang siapapun yang tidak berkepentingan masuk ke dalam balai. Kecuali petugas dan dokter hewan yang akan memeriksa sapi-sapi tersebut.

Dikatakannya, penutupan UPT BPTP ini dilakukan lantaran manusia bisa saja menjadi perantara terbawanya PMK. Apabila manusia tersebut keluar masuk-kandang sapi yang terpapar PMK, maka dimungkinkan virus akan tersebar dan menjangkiti sapi-sapi lain yang sebelumnya masih sehat.

 

“Hanya 5 pegawai yang diizinkan memantau kondisi sapi di UPT BPTP. Upaya kami mencegah penularan ke pemukiman warga. Saat ini kami memiliki 135 ekor, dengan kondisi sehat nafsu makan bagus, dan setiap hari kami melakukan penyemprotan disinfektan,” imbuhnya.

Halaman:

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini