Guru Diberikan Pelatihan Perspektif Moderasi Beragama

- 16 Mei 2022, 11:35 WIB
IAIN Syekh Nurjati Cirebon gelar pelatihan untuk guru
IAIN Syekh Nurjati Cirebon gelar pelatihan untuk guru /

KLIK CIAYUMAJAKUNING- Rumah Moderasi Beragama (RMB) IAIN Syekh Nurjati Cirebon, bekerjasama dengan Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, menggelar pelatihan penguatan penggerak moderasi beragama bagi guru agama pada sekolah Angkatan V.

Melalui Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, pelatihan diikuti oleh 30 guru lintas agama pada tingkat SD-SMP-SMA/SMK se- Kota dan Kabupaten Cirebon, Minggu (15/5).

H. Efa Ainul Falah, MA, selaku kordinator program kegiatan menuturkan, pelatihan penguatan moderasi beragama bagi kalangan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Kementerian Agama, merupakan kegiatan mandatory atau mandat yang wajib dilaksanakan di setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Agama.

Kegiatan ini berlangsung selama 6 hari (10-15 Mei 2021) dan bertempat di aula Gedung Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam (FSEI) IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Pelatihan penggerak ini dilaksanakan oleh tim trainer RMB IAIN Syekh Nurjati yang terdiri H. Debi Fajrin Habibi, M.Pd, Dr. H. Mohamad Yahya, M.Hum, tim trainer dari Pusdiklat dan pembicara pakar lainya. 

Dr. H. Mohamad Yahya yang juga ketua RMB IAIN Syekh Nurjati menekankan bahwa target pelatihan mengenalkan perspektif moderasi beragama, berpandangan, bersikap dan berperilaku moderat kepada para guru.

Rektor IAIN Syekh Nurjati Cirebon, Dr Sumanta MAg di sela membuka Pelatihan Penguatan Moderasi Beragama bagi Guru Agama Sekolah menyampaikan pentingnya kegiatan ini dilakukan. 

Menurutnya, dalam persepektif Kementerian Agama, pengarusutamaan moderasi beragama dimasifkan dalam upaya mewujudkan pemahaman agama yang inklusif, toleran dan damai di tengah-tengah pluralitas bangsa.

Hal ini sejalan dengan yang disampaikan oleh Dr. H. Imam Safe’i, M.Pd, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan, bahwa guru agama harus mampu menyiapkan dan mencetak generasi muda Indonesia yang memiliki pemahaman dan kapasitas keagamaan yang Rahmatan lil-Alamin, penuh kasih sayang dan cinta. 

“Sehingga tekstualitas dan ekslusifisme dalam beragama mampu dikikis dengan pemahaman agama yang tengah-tengah, dan menjungjung tinggi kemanusiaan," tegasnya.

Halaman:

Editor: M. Kemal


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah